Human Development
Manusia sesungguhnya adalah makhluk yang mulia diantara semua makhluk ciptaan Allah. Berdasarkan hal tersebut, kami meyakini bahwa sesungguhnya tidak ada hal yang perlu diperbaiki dari diri seorang manusia kecuali memang ia sakit rohani atau jasmani. Alih-alih dalam diri setiap manusia sesungguhnya terkandung suatu keunggulan (kekuatan) yang unik, yang siap digali dan ditemukan untuk kemudian diberdayakan dan dimanfaatkan dalam membangun kinerja unggulnya. Dalam bukunya Now, Discover Your Strengths, Marcus Buckingham dan Donald O. Cliffton menggambarkan penjelasan diatas dengan mengatakan "every person is capable of doing something better than the next ten thousand people". Itulah konsep Pengembangan SDM Berbasis Kekuatan (Strengths-based Human Resource Development).
Sadar atau tidak, selama ini kita lebih sering menggunakan kosa kata what's wrong? Daripada kata what's right? dalam berbagai topik pembicaraan. Kosa kata yang kedua bahkan terasa kurang populer di telinga kita, karena memang jarang sekali kita gunakan. Ketika kita mengucapkan kosa kata pertama sesungguhnya perhatian kita lebih terfokus pada pencarian masalah; ada masalah apa? apa permasalahannya? dan seterusnya. Sementara penggunaan kosa kata yang kedua lebih terfokus pada kekuatan; apa yang hebat dari kita? apa yang terbaik bisa kita lakukan? dan seterusnya. Sesungguhnya yang perlu kita ketahui dan menjadi fokus perhatian memang justru keunggulan-keunggulan kita yang bisa diasah dan dikembangkan. Sementara, biarlah kita hidup berdampingan dengan kelemahan-kelemahan kita, karena dengan berfokus pada kekuatan dan memberdayakannya secara maksimal membuat kelemahan kita tidak lagi berarti. Ibarat sebilah pisau, maka tindakan yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan daya-gunanya adalah justru mengasah sisi yang tajam dan bukan sisi punggung pisau.
Sadar atau tidak, selama ini kita lebih sering menggunakan kosa kata what's wrong? Daripada kata what's right? dalam berbagai topik pembicaraan. Kosa kata yang kedua bahkan terasa kurang populer di telinga kita, karena memang jarang sekali kita gunakan. Ketika kita mengucapkan kosa kata pertama sesungguhnya perhatian kita lebih terfokus pada pencarian masalah; ada masalah apa? apa permasalahannya? dan seterusnya. Sementara penggunaan kosa kata yang kedua lebih terfokus pada kekuatan; apa yang hebat dari kita? apa yang terbaik bisa kita lakukan? dan seterusnya. Sesungguhnya yang perlu kita ketahui dan menjadi fokus perhatian memang justru keunggulan-keunggulan kita yang bisa diasah dan dikembangkan. Sementara, biarlah kita hidup berdampingan dengan kelemahan-kelemahan kita, karena dengan berfokus pada kekuatan dan memberdayakannya secara maksimal membuat kelemahan kita tidak lagi berarti. Ibarat sebilah pisau, maka tindakan yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan daya-gunanya adalah justru mengasah sisi yang tajam dan bukan sisi punggung pisau.
Ir. Rama Royani - CEO Lead Pro Consulting
[top]
Product & Services
Contact Details
- Kompleks graha mas pemuda blok AA no. 15, Jl pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur 13220
- 021 47 88 2000
- 021 47 88 1770
- [email protected]
- [email protected]